ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MISKONSEPSI PESERTA DIDIK SMA
DOI:
https://doi.org/10.30599/utility.v7i01.2165Keywords:
Identifikasi, Miskonsepsi, SMAAbstract
Miskonsepsi dapat terjadi karena adanya kesalahan pengolahan konsep antara pendidik dan peserta didik. Maksud dari kesalahan pengolahan konsep yaitu adanya ketidak sesuaian antara penyampaian konsep oleh guru dengan penerimaan konsep yang diolah oleh peserta didik. Miskonsepsi dipandang sebagai faktor utama yang dapat menghambat peserta didik dan rujukan bagi pendidik dalam pembelajaran dan pengajaran. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengambilan sampel berdasarkan purposive sampling dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti yakni 2 SMA Negeri dan 2 SMA Swasta yang dijadikan sampel penelitian. Tujuan dari peneltian yakni untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi peserta didik di tingkat SMA. Berdasarkan hasil penelitian miskonsepsi pada peserta didik disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karakteristik materi pembelajaran, pengetahuan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, minat dan motivasi untuk belajar yang kurang dari dalam diri siswa, kemampuan dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru, dan pemakaian buku teks yang kurang maksimal. Faktor yang paling dominan terjadinya miskonsepsi adalah faktor interistik yang ada pada diri siswa sendiri yakni pengolahan pengetahuan yang sudah diterima dan menjadi suatu pengetahuan yang baru dibentuk, sehingga konsep kesalahan menelaah diawal akan mendominasi kekeliruan terjadinya miskonsepsi.
Downloads
References
Adeniji, K. A. (2015). Analysis of misconceptions in algebraic expression among senior secondaryschool students of different ability levels in Katsina State. Journal of Science, Technology,Mathematicsand Education,11(2),1-16.
Budiningsih, DR.C. Asri.(2005). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.Dahar,R.W.(2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Erlangga.
Depdiknas.(2006).Permendiknas No22 tahun2006 tentang standar isi.Jakarta:Depdiknas.
DewiMurni.(2013).Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa pada Konsep Subtansi Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI).Jurnal UniversitasLampung.
Driver, R. & Bell, B. (1986). Students’ thinking and learning of science: A constructivist view. SchoolScienceReview,67(240),443 –456.
Hamalik, O. (2013). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:PT Bumi Aksara.
Siwi, D. A. P. (2013). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII pada Konsep Sistem Pencernaan dan Pernapasan.Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.Jakarta.
Slameto.(2013).Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhnya. Renika Cipta:Jakarta.
Soedjadi, R. (2007). Inti dasar-dasar pendidikan matematika realistik Indonesia. Jurnal PendidikanMatematika,1(2),1-10.
Sukmadinata,N.S.(2011).Metode penelitian pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosda.
Suparno,P.(2013).Miskonsepsidan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika.
Jakarta:PT Gramedia Widiasarana.
Tayubi,Y.R.(2005).Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Jurnal Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Vol (3): 5.
Widodo, S. P. (2012). Pengembangan Instrumen Evaluasi Miskonsepsi Fisika Mahasiswa dengan Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) Berbasis CAA (Computer Aided Assessment).Skripsi pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.Yogyakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section

